Kegiatan bernyanyi bersama adalah hal paling menyenangkan bagi anak – anak iCare Daycare BSD

Leave a comment

Bernyanyi adalah bagian yang penting dalam pengembangan diri anak. Guru di sekolah usia dini juga berkewajiban untuk mengajarkan berbagai nyanyian kepada anak didiknya, hal ini bukan mengarahkan anak untuk menjadi penyanyi, akan tetapi bagaimana membuat anak menjadi antusias dalam bernyanyi. Mengapa? Karena bernyanyi adalah salah satu bentuk mengekspresikan apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh seorang anak untuk bersentuhan dengan sesuatu yang indah dan ber-melody. 
Dengan demikian ada dua (2) hal yang harus diketahui oleh guru, yakni kapan waktu mereka bernyanyi dan bagaimana cara untuk mengembangkan kegiatan bernyanyi pada anak – anak. Sebelum guru mengajarkan nyanyian pada anak perlu diketahui bagaimana karakteristik suara mereka dan bagaimana cara untuk membantu mereka agar bernyanyi menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan.
Hal penting berikutnya yang perlu diketahui adalah anak belajar berbicara dan bernyanyi dengan cara meniru. Meniru apa? Mereka menirukan apa yang mereka dengar dan meresponnya, kemudian mereka mengekspresikannya dengan cara mereka masing-masing. 
Mungkin ketika kita mengajarkan nyanyian, kita dapat menemukan berbagai macam anak yang berbeda-beda cara mengekspresikannya, bukan hanya itu kita juga akan menemukan beberapa anak yang memiliki kemampuan lebih cepat dalam menagkap nyanyian yang diberikan, begitu juga sebaliknya kita akan menemukan beberapa anak yang malas untuk bernyanyi, hal tersebut tidak berbahaya bagi perkembangan anak karena disinilah tugas kita untuk meningkatkan keberanian serta kepercayaan diri mereka agar berani tampil didepan orang lain dan memperkenalkan kepada mereka bahwa bernyanyi adalah suatu kegiatan yang mudah juga menyenangkan.
Banyak manfaat  yang dapat diperoleh dengan mengajarkan anak bernyanyi. Berikut ini adalah manfaat yang didapat oleh si Kecil :
1. Melatih Kemampuan Berbicara
Bernyanyi bersama si Kecil dapat melatih kemampuan berbicaranya. Ketika menyanyi, ia belajar mengoordinasikan bibir dan lidah melalui gerakan yang justru membantunya berbicara dengan lebih jelas. Selain itu, bernyanyi juga menambah kosakata bagi si Kecil. Saat menyanyi, ia meniru kata-kata yang diucapkan sehingga ia akan lebih mudah mengingat kata tersebut.
2. Melatih Kemampuan Pendengaran
Ketika guru atau orang tua menyanyikan sebuah lagu, ia akan melatih dirinya sendiri untuk mendengarkan lagu serta kata per kata yang diucapkan, disimpan dalam memorinya, lalu kemudian diucapkan kembali olehnya. Proses ini juga dapat melatih daya konsentrasi anak ya Ayah/Bunda.

3. Melatih Daya Ingat
Selain melatih pendengaran, lagu juga dapat menstimulasi otak si Kecil untuk menyerap informasi dengan lebih mudah melalui nada. Apabila rutin dilakukan, memori nya akan terlatih untuk mengingat berbagai macam kata secara bertahap. Sebagai contoh, mengajarkan si Kecil bernyanyi lagu “Lihat Kebunku” atau “Satu-Satu Aku Sayang Ibu” bisa dijadikan alternatif agar si Kecil dapat lebih mudah mengingat berbagai macam istilah di lingkungan sekitarnya.  
4. Mengenal Huruf dan Angka
Lagu “Balonku” atau “ABC” bisa menjadi salah satu contoh lagu untuk mengenalkan angka dan berbagai macam huruf kepada si Kecil. Dengan menyanyikan lagu tersebut secara bersama-sama dan rutin, maka ia akan dengan lebih mudah menghapalnya. Cobalah untuk melakukannya secara rutin ya Ayah/Bunda agar kemampuannya mengenal huruf semakin optimal.
5. Menyerap Informasi Dengan Lebih Baik
Balita dengan usia pra-sekolah (1-3 tahun) membutuhkan waktu dalam memproses sebuah informasi yang ditangkap. Lagu dapat menstimulasi otak untuk menyimpan memori yang tersempaikan lewat nada. Oleh sebab itu, si Kecil akan lebih mudah mengingat dan mengulangnya secara rutin.
Ternyata aktivitas bernyanyi memiliki dampak yang luar biasa bagi tumbuh kembang anak. Oleh sebab itu, jadikanlah aktivitas ini sebagai bagian dari rutinitas si Kecil ya Ayah/Bunda. Seperti yang biasa dilakukan di iCare daycare anak – anak sesering mungkin melakukan kegiatan bernyanyi bersama, dari mulai absen kehadiran dipagi hari, sebelum memulai kegiatan belajar, serta menunggu waktu tidur siang, ataupun setelah mandi sore sebelum waktunya makan sore. Lagu yang biasa dinyanyikan anak – anak di iCare ialah cicak – cicak di dinding, balonku ada lima, potong bebek angsa, pelangi – pelangi, tik tik tik bunyi hujan, lihat kebunku, kalau kau suka hati, bintang kecil, naik kereta api, ABC dan lagu anak – anak lainnya.
Namun, sebaiknya tetap berhati-hati ketika memperdengarkan lagu kepada si Kecil. Pastikan bahwa lagu yang ia dengar tidak mengandung bahasa yang terlalu dewasa atau kata-kata buruk. Supaya lebih aman, Ayah/Bunda bisa menyiapkan kumpulan lagu anak-anak yang mengandung kosakata yang sesuai dengan usia si Kecil. 
Dampingi terus pertumbuhan anak – anak, rutin bernyanyi bersama akan membuat si Kecil semangat dan senang sambil mengembangkan kemampuannya agar tumbuh kembang balita jadi semakin optimal. Selamat bernyanyi bersama 🙂


Refrensi :
https://www.kompasiana.com/hanumsavira/5a9d5fcbf13344163948cb32/bernyanyi-pada-anak-usia-dini
https://www.ibudanbalita.com/artikel/5-manfaat-bernyanyi-bersama-si-kecil

Menjaga dan meningkatkan daya tubuh sangat penting ditengah pandemi covid-19 saat ini

Leave a comment

Daya tahan tubuh memiliki peranan yang sangat penting, yakni untuk menjaga tubuh agar tetap sehat. Mengonsumsi makanan sehat seperti buah dan sayur, rutin berolahraga, mencukupi kebutuhan tidur, serta mengonsumsi vitamin rupanya dipercaya mampu meningkatkan daya tubuh. Hal ini tentunnya merupakan yang sangat penting terutama Anak-anak. Anak – anak rentan terhadap penyakit, misalnya pilek atau batuk. Untuk itu, orangtua harus ekstra hati-hati dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan di sekitar anak. Di iCare daycare BSD kami selalu memotivasi anak – anak agar menghabiskan buah dan sayurnya. Setiap pagi anak – anak iCare daycare juga jalan pagi, berjemur, ataupun senam pagi. Selain itu kami juga memastikan anak – anak cukup untuk kebutuhan tidur siangnya selama di iCare.
Kenapa anak-anak sering sakit?
Sistem imun anak belum sempurna dan sekuat orang dewasa. Apalagi mereka belum mengerti dan belum begitu peduli dengan kebersihan sekitar. Ya, anak-anak masih kesulitan membedakan mana yang bersih dan mana yang kotor. Akibatnya, mereka pun lebih rentan terpapar bibit penyakit. Ini menjadi alasan mengapa mereka lebih mudah sakit karena banyak dihadapkan dengan bakteri dan risiko untuk sakit pun menjadi lebih tinggi sedangkan sistem imun mereka belum cukup kuat.
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh supaya tidak mudah sakit, berikut caranya :
Penuhi kebutuhan nutrisinya
Pada bayi yang baru lahir, ASI merupakan makanan utama sebagai antibodi yang meningkatkan sisitem kekebalan tubuh pada bayi. Ini dilakukan setidaknya sampai dua atau tiga bulan pertama, sesudahnya, Anda bisa memberikan susu kombinasi dengan susu formula. Ketika bertambah usia, paduan sayur dan buah sangat baik untuk kesehatan dan perkembangan tubuhnya.
Pantau waktu tidurnya
Ketika bayi, waktu yang dibutuhkan untuk tidur adalah 18 jam, kemudian balita membutuhkan 12 sampai 13 jam, dan anak prasekolah membutuhkan sekitar 10 jam sehari untuk tidur. Bila anak tidak sempat tidur siang, maka cobalah untuk tidur lebih awal.
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar
Selain menjaga kebersihan lingkungan sekitar anak, Anda harus mengawasi juga kebersihan tubuh anak. Misalnya selalu rutin membersihkan tangan dengan tisu basah atau dengan air. Sebab anak seringkali memasukkan tangannya ke mulut. Pastikan juga kebersihan mainan dan jaga kebersihan bintang peliharaan dan kandangnya. Kemudian, bila terjadi luka saat bermain, segera bersihkan dengan air dan diobati.
Mengajaknya berolahraga
Olahraga meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak apalagi jika rutin dilakukan. Olahraga menjadi kegiatan yang lebih bermanfaat daripada sekadar bermain di taman. Bukan hanya kesehatan anak saja, tubuh Anda juga akan lebih sehat dan terhindar dari penyakit yang bisa menular ke anak Anda.
Jauhkan dari asap rokok dan kendaraan
Asap rokok dan asap kendaraan dapat mengiritasi organ pernapasan anak. Anak lebih rentan mendapatkan efek negatif rokok, seperti bronkitis atau asma, dibanding orang dewasa bila ada asap rokok di sekitarnya. Bila pasangan Anda adalah perokok sebaiknya merokok di luar rumah atau hentikan kebiasaan merokok lebih baik dilakukan, ini menghindari anak terpapar langsung dari asap rokok. Gunakan masker pada anak Anda jika bepergian keluar untuk mengurangi paparan polusi udara.
Rutin memeriksa kesehatan anak ke dokter
Pergi ke dokter bukan hanya ketika anak sedang sakit, Anda perlu memeriksakan kesehatan tubuh anak secara berkala. Ini dilakukan untuk mengecek kemungkinan terjadinya penyakit yang gejalanya seringkali disepelekan. Ketika anak sakit, Anda juga tidak boleh memaksakan dokter untuk memberikan antibiotik atau melakukan tes pencitraan (CT Scan atau rontgen). Sebab, penyakit yang sering terjadi pada anak sering disebabkan oleh virus. Bila diberikan antibiotik, bakteri tertentu malah menjadi resisten terhadap obat.
Berikut 5 makanan yang baik untuk memperkuat kekebalan tubuh anak :
Bayam membantu tubuh untuk mengikat oksigen
Dikenal sebagai makanan super, bayam yang kaya nutrisi dan zat besi dapat mengikat oksigen di dalam tubuh dan mencegah risiko anemia pada anak. Selain itu, sayuran sehat ini mengandung beta karoten dan pigmen yang nantinya berubah menjadi vitamin A saat dicerna tubuh. Nutrisi tersebut bisa meningkatkan sistem imun untuk melawan infeksi.
Brokoli melindungi tubuh dari kerusakan
Zat kimia alami dalam brokoli membantu merangsang sistem kekebalan tubuh anak. Selain itu, brokoli juga mengandung banyak nutrisi yang melindungi tubuh dari kerusakan. Brokoli memasok banyak vitamin dan mineral dalam dosis sehat membantu menangkal kerusakan sel anak. Di mana brokoli kaya akan vitamin A, C, dan E yang bertindak sebagai molekul antioksidan.
Buah citrus membersihkan tubuh anak dari racun
Buah citrus seperti jeruk adalah sumber mineral dan vitamin C untuk membangun sistem kekebalan tubuh serta meningkatkan produksi sel darah putih. Pemberian vitamin C adalah cara terbaik dalam membantu meningkatkan energi dan membersihkan tubuh anak dari racun.
Bahkan beberapa jenis buah citrus juga kaya akan bio flavonoid, yakni bertugas membunuh radikal bebas penyebab kanker pada anak usia dini.
Kacang almond merupakan sumber vitamin E
Kacang almond merupakan sumber vitamin E yang memegang peran kunci dalam sistem kekebalan tubuh. Dengan beberapa kebiasaan sehat seperti mengkonsunsi seperempat cangkir kacang almond, kabdungan riboflavin, niacin dan vitamin B sangat bagus untuk sistem pertahanan tubuhnya.
Yogurt melawan kuman lain yang membuat anak sakit
probiotik digunakan untuk mengisi kembali bakteri baik dalam tubuh. Di mana probiotik membantu pencernaan, menyerap nutrisi dan melawan kuman lain yang membuat anak sakit.
Ya, yogurt rendah lemak meningkatkan imunitas pada anak. Selain itu, yogurt kaya akan vitamin D yang meregulasi sistem daya tahan tubuh untuk melawan berbagai penyakit.
Demikianlah cara meningkatkan daya tahan tubuh baik untuk anak – anak ataupun kita orang dewasa, serta beberapa refrensi makanan yang baik untuk menjaga kekebalan tubuh.

Refensi :
https://www.alodokter.com/menjaga-daya-tahan-tubuh-agar-tidak-mudah-sakit
https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/cara-meningkatkan-sistem-imun-anak/
https://www.popmama.com/kid/1-3-years-old/bella-lesmana/untuk-menjaga-daya-tahan-tubuh-anak-berikan-5-makanan-baik-ini

Serunya kegiatan “Cooking Class” untuk meningkatkan kreativitas dan motorik halus si kecil di iCare Daycare

Leave a comment

Kegiatan cooking class merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi sikecil, cooking class dapat melatih kreativitas dan motorik halus sikecil. Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian tubuh tertentu saja dan hanya dilakukan oleh otot-otot kecil seperti keterampilan menggunakan jari-jari dan gerakan tersebut tidak terlalu membutuhkan tenaga tetapi gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Sedangkan pengertian cooking class adalah kegiatan memasak dari mulai mempersiapkan bahan-bahan, peralatan, proses pengolahan dan sampai masakan tersebut selesai dihidangkan.
Kegiatan cooking class yang biasa icare daycare lakukanbisa ayah dan bunda lakukan dirumah loh, untuk bahan-bahan yang digunakan pastinya bahan-bahan yang simple, sehat dan aman untuk sikecil ya ayah dan bunda. Kegiatan cooking class juga harus disertai dengan peralatan masak yang aman ya , seperti contoh piring plastik, gelas plastik, sendok plastik, garpu plastik dan alat-alat yang lainnya pastikan aman untuk sikecil. Dalam proses pengolahan juga kita harus tetap mengawasi sikecil agar tetap aman ya ayah dan bunda.
icare daycare juga mempunyai kegiatan cooking classyang kami lakukan setiap bulan dengan beberapa resep yang berbeda, kami memberikan kegiatan ini dengan bahan yang aman dan sehat. Anak-anak selalu sangat antusias pada saat cooking class. Dari mulai menyiapkan bahan makanan, proses.
pengolahan sampai masakan dapat dihidangkan. Cooking class yang kami berikan bertujuan melatih motorik halus dan anak-anak menjadi mengerti apa itu bahan makanan, mengenal peralatan masak yang digunakan serta mengenal rasa dari makanan tersebut.

Berikut bahan-bahan yang kami gunakan :
Spaghetti
Saos tomat
La fonte bolognese
Keju
Piring plastik
Garpu plastik
Cara memasak :
Masak air sampai mendidih, masukan spaghetii sesuai selera tambahkan garam dan minyak sedikit . atur tingkat kematangan sesuai selera
Setelah matang, angkat dan tiriskan spaghetti
Masak la fonte bolognese sampai matang
Siapkan piring dan masukan spaghetti lalu tuangkan la fonte bolognese dan saos tomat
Taburkan keju yang sudah diparut
Spaghetti bolognese keju siap dihidangkan

Dari resep diatas ayah dan bunda juga bisa praktekkan kegiatan ini dirumah loh gampang dan yang pastinya anak-anak pasti suka. Jangan lupa ayah dan bunda sebelum dan sesudah cooking class kita harus cuci tangan ya.

Kami juga memiliki resep lain yang tak kalah mudah yaitu “lumpia isi tahu dan sayuran” bahan-bahan yang kami gunakan juga sangat mudah didapat.
Bahan=bahan yang digunakan :
Kulit lumpia
Telur ayam
Tahu putih
Wortel
Daun bawang
Garam
gula
Minyak goreng
Cara memasak :
Tumis tahu wortel daun bawang sampai matang tambahkan telur garam dan gula sedikit ya ( NO MSG).
Siapkan kulit lumpia
Masukkan secukupnya isian yang tadi telah disiapkan
Lipat sesuai selera
Goreng dengan minyak secukupnya sampai kecoklatan
Hidangkan selagi hangat
Bahan-bahan yang kami gunakan selalu NO MSG ya ayah dan bunda. Jadi aman dan tentunya sehat untuk anak-anak. Setelah melihat bahan dan cara memasak diatas tentunya mudah dan menyenangkan ya ayah dan bunda, semoga referensi kami bisa menjadi inspirasi ayah dan bunda saat berada dirumah bersama sikecil. Terima kasih ayah dan bunda.

Gambar diatas merupakan kegiatan cooking class anak-anak icare daycare, membuat “Spaghetti”.
Gambar diatas merupakan resep selanjutnya ya ayah/bunda, yaitu “Lumpia isi Tahu”

Belajar sambil bermain dirumah bersama permainan dari icare daycare

Leave a comment

Bersama buah hati di rumah tentu adalah saat yang sangat menyenangkan, namun perlu banyak referensi permainan agar aktifitas tidak menjadi membosankan. Disaat ini bersama kita sedang berupaya menekan penyerbaran virus covid 19 maka kita akan share beberapa aktifitas dan permainan seru yang dapat dilakukan bersama buah hati tercinta di rumah.

Hal yang pertama yang bisa kita lakukan adalah pada saat bangun tidur, ayah dan bunda bisa mengajari sang buah hati untuk merapikan tempat tidur. Kegiatan ini salah satu bentuk kedisplinan dan tanggung jawab yang harus ayah dan bunda ajarkan kepada sang buah hati. Membereskan tempat tidur merupakan salah satu bentuk pelatihan motorik seperti mengajarkan anak kita bagaimana cara melipat selimut dengan baik dan menata tempat tidur agar kelihatan rapi. Ayah dan bunda bisa terapkan kegiatan ini sambil bernyanyi agar anak kita semakin senang dan bersemangat dalam membereskan tempat tidur. Dalam kegiatan ini icare daycare sudah mempraktekan kegiatannya, seperti saat bangun tidur anak-anak kami ajarkan untuk melipat selimut dengan rapi, tidak hanya itu, kami juga membiasakan anak-anak untuk merapikan mainan pada saat sudah selesai dimainkan sambil bernyanyi. Pada saat itu anak-anak bergembira merapikan sambil bernyanyi. Kegiatan lain yang bisa ayah bunda lakukan untuk melatih motorik anak-anak adalah berlatih untuk makan sendiri dengan sendok dan tetap dalam pengawasan ayah dan bunda. Dalam hal ini kita mengajarkan anak kita untuk berlatih memegang sendok dengan baik dan benar dan tentunya dengan sendok plastik yang tidak berbahaya ya ayah dan bunda.

Adapun kegiatan lain yang bisa lakukan untuk belajar dan melatih motorik sikecil seperti bermain lempar bola, memasukkan bola ke dalam keranjang, menghitung jumlah sendok, mewarnai dengan pensil warna/crayon, melukis dengan pewarna makanan dan membacakan cerita untuk sikecil. Hal-hal ini dapat membantu sikecil untuk berlatih motorik, agar sikecil tidak bosan ayah dan bunda bisa praktekan sambil bermain dengan bernyanyi atau dengan gerakan agar sikecil lebih bersemangat.

Salah satu contoh kegiatan icare daycare yang juga dapat dilakukan di rumah adalah pelatihan motorik tentang melukis dengan bahan-bahan yang aman untuk anak-anak. Bahan-bahan yang kami pergunakan diantaranya :

  1. kertas karton/kertas HVS polos
  2. kuas
  3. pewarna makanan sebagai cat nya.

Dalam melakukan kegiatan gambar ini icare daycare selalu menerapkan suasana seperti dirumah agar anak-anak nyaman saat belajar atau melakukan aktivitas lainnya. Kami juga selalu menerapkan belajar sambi bermain agar anak-anak merasa senang dan tidak bosan, padahal bukan hanya kesenangan namun juga ada pengalaman untuk mengasah rasa dalam memegang kuas dan kertas dan juga informasi tentang warna-warna yang kami sampaikan.

Semoga salah satu kegiatan ini dapat memberikan ayah dan bunda inspirasi untuk melakukan pelatihan motorik sikecil saat dirumah.

Anak-anak Mengambar bersama icare daycare, untuk mendapatkan pengalaman memegang kuas dan mendapatkan informasi tentang warna-warna

Ajari Kebersihan kepada Anak Sejak Dini

Leave a comment

Mengajarkan kebersihan pada anak sangat penting untuk dimulai sejak dini. Pasalnya, kebiasaan baik harus ditanamkan pada anak sejak ia berusia sangat muda. Dengan meningkatkan kesadaran kebersihan pada anak, di saat yang sama orang tua juga telah menjauhkan anak dari berbagai ancaman penyakit. Selain itu, menyadari pentingnya kebersihan dapat menjadi dasar yang baik bagi tumbuh kembang anak. Dengan begitu, kebiasaan baik menjaga kebersihan, akan menjadi bagian dari kebiasaan anak ketika ia tumbuh dewasa dan dengan meningkatkan kesadaran akan kebersihan, akan memengaruhi pembentukkan kepribadian anak ketika bertumbuh dewasa nanti. Di icare daycare pembiasan melakukan kebersihan diri ini sudah dilakukan secara rutin seperti mencuci tangan saat baru tiba diicare, saat mau makan dan setelah makan dan berganti pakaian saat akan tidur siang.
Psikolog Universitas Indonesia Dr. Rose Mini Agoes Salim mengatakan, ditengah kondisi saat ini orang tua perlu mengajari anak cara menerapkan pola hidup sehat serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk mencegah penyebaran virus, terutama yang sedang mewabah saat ini yaitu COVID-19. Orang tua perlu juga memberi tahu anak bahwa menjaga pola hidup sehat tersebut dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga mampu melawan virus COVID-19. Dalam telekonferensi di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Kamis (19/3).
Beberapa hal yang dapat diajarkan adalah tentang pentingnya menjaga asupan tubuh dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, termasuk juga berolahraga. Berada di rumah bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Tetapi bisa juga melakukan olahraga dan aktifitas seru anatar anak dan orang tua di rumah.
Lalu ajarkan juga anak tentang menjaga kebersihan diri, anak perlu diajak untuk membiasakan diri dengan perilaku hidup bersih dan sehat dengan rutin mencuci tangan untuk menghilangkan virus dari tangan. Ajarkan dengan cara yang baik bagaimana cara mencuci tangan, tidak hanya ditaruh di bawah keran kemudian beres.
Selanjutnya hal yang penting untuk saat ini adalah, anak juga perlu diberi tahu perlunya memakai masker ketika sakit atau pergi ke luar jika memang dibutuhkan. Kalau terpaksa ke rumah sakit dan sebagainya sebaiknya menggunakan masker. Sementara itu, selain perlu memberi tahu anak tentang cara menerapkan pola hidup sehat, orang tua juga harus bisa memberikan contoh serupa sehingga anak termotivasi untuk mengikutinya.
Semoga bermanfaat ya sehat selalu untuk kita semua dan semoga kondisi seperti ini cepat berlalu kembali normal seperti sedia kala.


Refrensi :
https://ulyadays.com/menjaga-kesehatan-dan-kebersihan-anak/amp/

https://republika.co.id/berita/q7g4au349/psikolog-orang-tua-harus-ajari-anak-pola-hidup-cegah-corona

Kegiatan rutin yang dilakukan anak-anak iCare sesering mungkin setiap harinya 😊

Covid-19

Leave a comment

iCare Childcare Harus Tutup Sementara Menekan Laju Penularan Covid19

Melihat bertambahnya angka penderita positive covid19 di Indonesia khususnya Jakarta membuat kita semakin prihatin. Per tanggal 29 Maret 2020 total kasus positive sebanyak 1285 kasus covid-19 di Indonesia.
Pada tanggal 14 Maret, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk menutup sementara sekolah-sekolah di DKI Jakarta selama dua minggu. Langkah ini lalu diikuti oleh Gubernur Banten, Wahidin Halim, yang mengumumkan bahwa Pemerintah Tangerang mewajibkan semua Universitas, Sekolah baik formal dan informal termasuk PAUD untuk tutup sementara hingga tanggal 31 Maret saat ini diperpanjang hingga 14 April 2020.
Langkah menutup sekolah-sekolah ini dan mengurangi segala bentuk kegiatan yang banyak interaksi antar manusia menjadi penting untuk memutus rantai penyebaran virus covid-19 karena meskipun belum ada laporan tentang anak-anak yang meninggal akibat virus covid 19 sejauh ini, namun anak-anak dapat menjadi media pembawa sebagai peyebar virus ini tanpa menunjukkan banyak – atau gejala apa pun. Tidak hanya anak-anak bahkan orang dewasa pun dapat nampak sehat namun sudah terinfeksi virus tersebut tanpa disadari dapat menularkan kepada orang lain yang berada di dekatnya. Ketahanan setiap orang terhadap virus ini sangat berbeda-beda pada kasus yang tidak ada gejala ini yang sulit kita control penyebarannya. Itulah sulitnya virus ini, bagaikan perang-kita dihadapkan dengan musuh yang tak terlihat.
Seperti yang kita lihat saat ini, rumah sakit dan tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk menangani pasien dalam tingkat kegawatan yang lebih tinggi. Daya tampung rumah sakit sudah sangat melebihi kapasitas dan bagaimana sulitnya seorang pasien untuk dapat perawatan maksimal di beberapa rumah sakit.
Dengan ditutupnya iCare Childcare untuk sementara waktu sambil memantau perkembangan wabah ini, bisa sangat berarti dalam memperlambat resiko penyebaran penularan lebih lanjut. Tindakan ini adalah bagian kita sebagai masyarakat untuk membantu pemerintah dalam penanganan penyebaran virus covid 19. Inilah peran kita sebagai masyarakat untuk patuh pada pemerintah dan melindungi masyarakat lainnya dan terinfeksi virus covid 19, karena keselamatan jiwa kita semua adalah sangat prioritas saat ini. Jika tingkat orang yang terinfeksi lebih lambat, itu berarti lebih sedikit orang yang sakit parah pada saat yang sama, dan itu mengurangi tekanan pada rumah sakit, memungkinkan mereka untuk merawat orang yang benar-benar membutuhkannya.
Satu orang tetap tinggal di rumah menjadi hal yang sangat berarti untuk memutuskan rantai penularan. Satu anak tetap tinggal di rumah akan menjaga orang yang lebih tua dan lebih lemah dari dirinya untuk tidak terinfeksi virus Covid19 ini. Langkah ini perlu pengorbanan dan keberanian. iCare Childcare mengambil langkah ini. Semoga negara kita berhasil mengendalikan dan menghentikan laju penularan virus ini segera, sehingga anak-anak Indonesia bisa terus tumbuh sehat bersama orang-orang yang dicintainya serta bisa berkumpul Kembali di iCare pada saatnya tiba.
Cerialah selalu anak Indonesia, we care about you because we love you more and more…

Proses Pengulangan – Repetition

Leave a comment

Proses Pengulangan yang dilakukan bersama anak-anak akan membantu proses observasi, eksplorasi yang sedang anak lakukan pada setiap aktifitasnya. Untuk selanjutnya proses ini dapat membantu anak menemukan jawaban atas apa yang ingin dipahaminya.


Pengulangan atau repetisi adalah hal penting dari pemenuhan kebutuhan. Kita tentu pernah melakukan sesuatu hingga berhasil yang merupakan hasil dari proses repetisi yang dilakukan. Begitu mencapai keberhasilan kepuasan itu sangat terasa mengagumkan, itulah satu tahapan proses yang penting untuk setiap anak dapat melaluinya sebagai pengalaman kepuasan atas pencapaiannya sendiri.

Perkara mengulang kegiatan itu tampak sangat sepele namun sesungguhnya itu tidaklah mudah bagi setiap anak, akan beragam proses yang terjadi. Contoh pada penyebutan nama yang dilakukan, untuk anak yang sudah mengenal diri dan dapat menyebutkan nama dengan mudah adalah biasa, namun begitu dia dapat menyebutkan nama dirinya dengan baik untuk pertama kali adalah suatu kebanggaan atau bahkan saat dapat menyebutkan setiap nama temannya dengan baik akan ada kepuasan luar biasa lainnya yang dirasakan anak. Tidak akan ada hal yang percuma dalam setiap aktifitas anak, karena dalam setiap proses mereka melakukan observasi dan eksplorasi. Ini lah yang disebut dengan proses belajar.

Belajar adalah suatu kesempatan untuk mengembangkan diri pada beragam kemampuan, me-recall, mereview, berlatih memperbaiki kesalahan dan mengkomunikasikan keinginan pada pihak lain sebagai respon atas stimulasi yang dirasakan atau dipikirkannya.
Hal lain yang terjadi pada pengulangan ini adalah melatih proses konsentrasi anak, anak memiliki rentang konsentrasi yang panjang untuk dapat menyelesaikan tugasnya. Kemampuan atas penyelesaian tugas yang baik akan membuat anak memiliki citra diri yang positif karena telah berhasil akan tugasnya.

Begitulah tentang belajar yang berulang, ini bukan soal hasil sehingga tidak akan bisa diburu-buru tetapi ini adalah sebuah proses.

Reference Tulisan : Jatuh hati pada Montessori karya Vidya Dwina Paramita

Walden University Study on i-Care.

Leave a comment

 

 

Building My Early Childhood Program

Brigitte P. Wullur

Walden University

 

 

 

 

 

Dr. Linda Ruhe Marsh

Planning and Managing Early Childhood Programs – EDUC – 6168-6

20 July 2014

 

 

 

 

Building My Early Childhood program

Part 3: Policies and Procedures

Government Policies

Three State Safety Policies which are adopted from the regulations for the State of New York (National Resource Center for Health and Safety in Child Care and Early Education, 2014):

  1. Care for emergency awareness and precaution that are provided or socialized to all caregivers, staff, children and parents or families.
  2. All materials and play equipments are free from rough edges and sharpness.
  3. Provide emergency plan. This is not only to socialize the emergency awareness, but more to provide procedures or steps on what to do in an emergency situation like an earthquake or fire.

Three State Health Policies which are adopted from the regulations for the State of New York (National Resource Center for Health and Safety in Child Care and Early Education, 2014):

  1. Prepare health care plan
  2. Accept only healthy and free from communicable diseases children to attend the center.
  3. Equip the center on each floor with the first aid kit which is accessible for an emergency treatment.

Three Nutrition Policies which are adopted from two different States’ regulations:

  1. Prepare written statement for parents to agree with all nutrition policies implemented in the center as required in the State of New York (National Resource Center for Health and Safety in Child Care and Early Education, 2014).
  2. Provide supply food for children whose food provided by the caterer or parents are inadequate or insufficient as required in the State of New Jersey (National Resource Center for Health and Safety in Child Care and Early Education, 2014).
  3. Shall not force-feed, or provide sugar sweetened and artificial sweetened beverages. Should parents provide food themselves, a staff member will have to inspect or make sure that it is healthy and fresh as required in the State of New Jersey (National Resource Center for Health and Safety in Child Care and Early Education, 2014).

Three Federal Laws to be considered:

  1. Enhance the growth and development of children in cognitive, emotional, and physical health areas (Office of Head Start, 2012).
  2. Prioritize for managing food allergies. This is to ensure the daily management of food allergies for individual children, to prepare for food allergy emergencies, to provide professional development on food allergies for staff, to educate children and family members about food allergies, and to create and maintain a healthy and safe educational environment (U.S. Department of Health and Human Services, 2013).
  3. Provide children who are receiving special education services the opportunity to participate in school through the least restrictive environment. This is in accordance with the Individuals with Disabilities Education Act of 2004 (Federal and State Education Policy, 2013)

Health, Safety, and Nutrition Policies

I interviewed the director of a daycare in my neighborhood called I-Care Childcare (Ananti, Exclusive Interview, July 18, 2014). For a country where a daycare has not been popular or considered as a basic need, I-Care Childcare has set many requirements to meet their vision and missions to help working mothers nurture the children.

They do care with the safety policies and procedures. Since it is in a two-story building, they provide railings and small doors on every end of the stairs to avoid children going up and downstairs by themselves or falling down. They provide 24-hour CCTV equipments all around the center where they can monitor every activity, and possibly for the children’s parents to have a direct access to see their children from the office. All electrical sockets are labeled so that the children will not be able to reach and touch them.

In terms of health policies, I-Care Childcare is very prepared with what procedures to be followed when a child is found to be mildly ill on the day. They will not let the child mingle with others or do the activities, but they will have the child rest in a separate room, notify the parents to possibly pick him or her up as soon as possible. In addition to standard health procedure of hand washing, they train all caregivers minimum in every three months, clean all toys and equipments every Saturday when the center is closed, change all pillow cases on daily basis, and have a doctor come to the center once a week to see or monitor the children’s health, provide any consultations when necessary for the caregivers and families, and record each child’s health history based on her examination.

The nutrition policies are proved to be well-managed. They do not provide food, but parents do it or in cooperation with a catering, they provide the food for the children with the information on menu in weekly basis. They set the requirement not to have food color, monosodium glutamate (MSG) on each food, and they must be fresh. The children who have reached a year of age are taught on how to eat nicely by sitting on their chair and put the plates and glasses on the proper place once they are done with their lunch. The impressive nutrition policy that this center has is to integrate nutrition education into the curriculum. For example, when they have a healthy fruit week, then the children will be guided to color a picture of a fruit that they like or the one that their mother brings from home on that day. They believe this way will not only introduce the children to nutritious food, but they will also know and care of what such food will benefit for them (Ananti, Exclusive Interview, July 18, 2014).

 

 Reflection

            Policies and procedures may sound so rigid and bureaucratic, but they are created and set in order for all parties to have guidelines on what are good to follow and not to follow or to avoid. Freeman, Decker and Decker (2013) state policies as the program’s specific plans for achieving particular goals; while procedures describe specific strategies for complying with established policies. How I-Care Childcare lets parents bring food for their children, or separate a child who has been exposed to a communicable disease from other children and notify his or her parents immediately (Ananti, Exclusive Interview, July 18, 2014) are examples of policies they set. It is a prove of how they try to ensure that young children receive the best possible protection of their health by advocating for preventive health care (Freeman, Decker & Decker, 2013). The way they train all caregivers on how to serve, take care of the children, set the hand washing policy, and a doctor’s health evaluation record provided for the parents on weekly basis are the procedures that they set and follow to promote health care for the children that they expect the children’s parents to be informed and to cooperate with.

Thus, policies and procedures are clearly to be helpful for all parties in the early childhood field. They make things more efficient and well-managed. They avoid confusion and inconsistencies. However, a director of an early childhood center should consider the culture and the needs of the community in the region where they are set and applied. No matter how perfect the policies and procedures are set and prepared in the United States, for example, they are not all applicable in Indonesia. What I have gained from the course and resources are really good, but modifying them with the needs and condition in my country will be a perfect contribution to the operation of quality program which provides clear policies and procedures that are applicable for and accepted by the norms held by the community in Indonesia.

References

Freeman, N. K., Decker, C. A., & Decker, J. R. (2013). Planning and administering early childhood programs (10th ed.). Boston, MA: Pearson.Chapter 4, “Establishing Policies and Procedures” (pp. 60–82).

Freeman, N. K., Decker, C. A., & Decker, J. R. (2013). Planning and administering early childhood programs (10th ed.). Boston, MA: Pearson.Chapter 10, “Providing Nutrition, Health, and Safety Services” (pp. 263–299).

I-Care Childcare. (2014). The Center Profile. Retrieved from  http://www.i-careindonesia.com/

 Laureate Education. (2013). Course Project: Building Your Early Childhood Program – Part       3: Policies and Procedures. Retrieved from    http://class.waldenu.edu/bbcswebdav/institution/USW1/201460_04/MS_MECS/EDU            C_6168/readings/EDUC_6168_Week03_BuildingYourEarlyChildhoodProgramPart3            PoliciesAndProcedures.doc

National Resource Center for Health and Safety in Child Care and Early Education. (2014). New York Regulations. Retrieved from    http://nrckids.org/default/assets/File/StateRegs/NY/ny_418_sub_2.pdf

National Resource Center for Health and Safety in Child Care and Early Education. (2014).  State of New Jersey Department of Children and Families. Retrieved from   http://nrckids.org/default/assets/File/StatesRegs/NJ/1_NJ_CCCmanual_122.pdf

Office of Head Start. (2012). Compilation of the Head Start Act. Research, Demonstrations, and Evaluation. Sec. 649. Retrieved from        http://eclkc.ohs.acf.hhs.gov/hslc/standards/Head%20Start%20Act

U.S. Department of Health and Human Services. (2013). Voluntary guidelines for managing food allergies in schools and early care and education programs. Center for Disease  Control and Prevention. Washington, D.C. Retrieved from            http://www.cdc.gov/healthyyouth/foodallergies/pdf/13_243135_A_Food_Allergy_We     b_508.pdf

Federal and State Education Policy (2013). Services for Texas Students with Disabilities    Ages 3-5. Retrieved from http://www.tea.state.tx.us/index2.aspx?id=2147494988

 

 

Info Sehat

Leave a comment

AJARI ANAK BELAJAR BERJALAN

dr. Anissa Nur Aini

Berjalan adalah kemampuan motorik kasar yang sering dijadikan tolok ukur kemandirian anak. Ketahui tahapan yang benar, bila tidak, bisa mengundang cidera pada anak.

Kebanyakan anak mulai dapat berjalan mendekati usia 1 tahun, namun ada juga yang baru memulai proes tersebut pada usia 15 bulan. Anak yang aktif dan cenderung berani dapat berjalan lebih awal dari usia kebanyakan anak. Sedangkan anak yang pemalu dan lebih senang fokus pada mainan, cenderung lebih lambat memulai berjalan. Cepat lambatnya anak bisa berjalan tidak berhubungan dengan proses perkembangan motorik lainnya.

Proses sejak anak mulai belajar menapak sampai mampu berjalan dengan lancar melewati beberapa tahapan. Evaluasi yang paling sering digunakan oleh dokter adalah menggunakan panduan berikut :

6 BULAN

Bayi berani mencoba menapakai permukaan yang lunak serta menggerakkan tubuhnya ke atas dan ke bawah dalam posisi berdiri (bouncing). Pada usia ini bayi pun mampu berusaha untuk berguling, duduk tanpa bantuan, dan merangkak.

9 BULAN

Bayi berusaha berdiri sendiri dengan bertumpu pada meja, kursi, dll.250px-Baby_gross_motor_crawlingSingkirkan benda keras dan tajam agar tidak melukai anak saat berpegangan. Hindari menuntun anak belajar berjalan dengan menggenggam tangan atau lengan anak, sebab rentan cidera seperti patah tulang bahu dan pergelangan. Jika ingin menuntun anak berjalan, gunakan kain atau penopang siap pakai yang mampu merangkul bagian dada anak anda sambil memegang kain tersebut dari arah belakang anak.

12 BULAN

Anak lebih percaya diri dan stabil menguasai posisi berdiri tanpa bantuan, kemudian ia akan belajar mengayunkan kedua kakinya sehingga lama kelamaan mampu untuk melangkah dan berjalan. Awalnya anak membutuhkan bantuan untuk berpindah dari satu lokasi satu ke lainnya. mainan yang memiliki roda atau dapat bergerak dapat dgunakan sebagai pegangan saat anak tersebut belajar berjalan. Ajari anak untuk berjalan tanpa alas kaki di permukaan datar, sehingga dapat membantu melatih keseimbangan dan koordinasi. Hindari penggunaan sepatu sejak dini, sepatu mulai digunakan saat anak mampu berjalan di tempat dengan permukaan kasar atau dingin.

18 BULAN

Anak mampu berlari dengan stabil serta menaiki anak tangga satu persatu dengan lancar. Anak juga mampu memanjat perabotan rumah, menendang bola dengan tepat, mulai menyukai musik dan berdansa.baby-month12-1

APA PERAN PENTING ORANG TUA DALAM PROSES BELAJAR BERJALAN ANAK

1. menyediakan ruangan yang aman serta nyaman untuk memfasilitasi proses belajar anak.
2. Singkirkan benda tajam dan ujung perabotan yang runcing. Jika rumah Anda bertingkat, buat pintu pengaman
3. Jika anak terjatuh saat belajar berjalan, jangan buru-buru menggendongnya. Ajari anak kembali berdiri, dengan cara menekuk lutut dan menyentuh lantai. Awasi anak dari jarak dekat untuk menghindari cedera.
Yang terpenting adalah dukungan agar anak semangat dan rajin berlatih, karena jalan merupakan proses pembelajaran yang cukup panjang. Beri anak motivasi dan variasi saat belajar berjalan seperti sambil bermain atau mengikutsertakan anggota keluarga lain sehingga anak tidak mudah bosan. Berhati-hatilah dengan baby walker. The American Academy of Pediastrics (APP) tidak menyarakan penggunaan baby walker, karena mempermudah bayi tergelincir dan dapat menyebabkan gangguan atas perkembangan otot tungkai atas yang justru menyebabkan keterlambatan proses berjalan.

BAGAIMANA MENJADI MODEL BAHASA YANG BAIK BAGI ANAK

Leave a comment

Setiap anak lahir dengan kemampuan luar biasa untuk belajar. Dimulai pada saat dilahirkan dan memasuki puncak pada usia sekitar 2 tahun, otak anak membentuk jutaan saluran penghubung ketika dirangsang oleh interaksi dengan dunia luar (J.L. Elaman and others, Rethinking Innateness: AA Connectionist Perspective on Development ; Cambridge, MA:MIT Press,1996). Berbagai pengalaman ini akan meningkatkan pertumbuhan fisik, pengenalan bahasa, dan sosial emosional serta meningkatkan kemampuannya untuk belajar. Sekalipun anak-anak mengembangkan kemampuan bahasanya karena pembawaan sejak lahir, para orang tua dan pengasuh yang sering mengajaknya bicara dan bermain akan memengaruhi serta meningkatkan perkembangan kemampuan berbicara dan pengenalan buah hati kita.

Bahasa merupakan suatu konsep yang lebih luas dari pada kemampuan berbicara. Bahasa merupakan suatu sistem simbolis yang digunakan untuk mewakili pikiran seseorang. Hal tersebut mengacu pada kosakata, tata bahasa, dan kondisi sosial yang mengatur cara kita berkomunikasi melalui berbagai sarana seperti berbicara, memberikan isyarat tubuh, dan menulis. Bahasa memberikan arti bagi semua bunyi dari kemampuan bicara yang kita lakukan.

Kita orang dewasa yang ada disekitarnya terutama Ayah Bunda adalah model bahasa pertama dan paling penting bagi buah hati kita. Apa yang Ayah Bunda katakan kepada anak dan bagaimana kita berinteraksi dengannya akan mempengaruhi perkembangan bahasanya. Untuk menjadi seorang model bahasa yang baik, perlu kita ingat bahwa : apabila kita selalu mengantisipasi berbagai kebutuhan anak tanpa membiarkannya untuk berusaha menjadi pihak pertama yang membuka komunikasi, maka secara tidak langsung kita telah mengajarkan bahwa ia tak perlu menggunakan bahasa untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

Para orangtua dan pengasuh harus mengerti bagaimana penerimaan bahasa bekerja, karena keterlibatan mereka merupakan hal yang penting untuk meningkatkan perkembangan yang normal dan mengidentifikasikan berbagai masalah yang potensial. Salah satu cara terbaik untuk mendorong pertumbuhan bahasa yang normal adalah dengan menyediakan suatu lingkungan dimana seorang anak membutuhkan komunikasi tanpa perlu dipaksa untuk melakukannya.

Dibawah ini adalah beberapa teknik yang dapat kita gunakan untuk menjadi model bahasa yang baik bagi buah hati kita.

  1. Doronglah dan tanggapi berbagai usaha yang dilakukan anak untuk berkomunikasi dengan kita. Sebisa mungkin, berbicaralah dengan anak mengenai apa yang sedang terjadi. Sebagai contoh, apabila bunda sedang mencuci baju atau mencuci piring sementara anak berada didekat kita, bicaralah dengannya mengenai apa yang sedang terjadi. Jawablah usaha-usaha komunikasinya (seruan tanda heran, celotehan, kontak mata dan sebagainya) dengan tanggapan yang serupa.
  2. Ikuti saat Anak memimpin. Alih-alih selalu berbicara dengan anak mengenai hal-hal menarik bagi kita, berbicaralah dengannya mengenai hal-hal yang menarik baginya pada saat itu. Ambillah kesempatan dari perhatiannya yang telah terfokus. Dalam suatu kegiatan, mintalah buah hati kita memberi peraturan dan arahan misalnya dalam bermain bola. Jadikan dia pemimpin permainan dan ikutilah apa yang buah hati kita katakan.
  3. Berbicaralah mengenai benda-benda yang dapat terlihat maupun peristiwa-peristiwa yang baru terjadi. Seorang anak akan mengerti dengan lebih baik terhadap apa yang kita katakan ketika kita fokus pada apa yang berada didepannya. Hindari berbicara mengenai benda-benda yang berada diruangan yang lain, hal-hal yang terjadi di masa lalu, atau hal-hal lain yang akan terjadi dimasa depan.
  4. Buatlah kalimat-kalimat yang singkat. Panjang kalimat kita harusnya hanya satu atau dua langkah didepan kemampuan buah hati kita. Apabila buah hati kita masih dalam tahap belajar mengucapkan kosakata, kita harus menggunakan kalimat yang terdiri atas dua atau tiga kata. Apabila buah hati kita mengucapkan satu atau dua kata, maka kita harus menggunakan kalimat terdiri atas tiga hingga lima kata.
  5. Sederhanakan kalimat yang kita ucapkan. Sebisa mungkin, hindari menghubungkan dua pemikiran sekaligus dan jangan memodifikasi penguraian yang panjang pada tahap-tahap awal perkembangan bahasa. Sebagai contoh, hindari kalimat seperti, “kamu harus memakai baju dan bersiap ke taman yang memiliki pancuran air yang indah.”
  6. Ulangi dan nyatakan kembali. Ulangi kalimat yang kita ucapkan beberapa kali ketika berbicara dengan buah hati kita. Dan kadang kala katakan hal yang sama dengan beberapa cara yang berbeda. Sebagai contoh, apabila kita mengira buah hati kita menginginkan sepotong kue, katakan, “Mau kue ? Satu Saja ? Apakah Johnny mau kue ? Mau ?”
  7. Lebih-lebihkan intonasi ketika kita berbicara dan tekankan pada kata-kata yang penting. Tekankan pada kata-kata yang kita inginkan agar diperhatikan oleh buah hati kita. Sebagai contoh, apabila kita sedang mengajarkan buah hati kita mengenai ukuran, katakan, “ini bola yang besar.”
  8. Gunakan kosakata yang sederhana dan konkret. Hindari kata-kata yang besar maupun konsep yang abstrak. Sebagai contoh, gunakan kata “mobil”, bukan Chevrolet.
  9. Gunakan kata-kata yang memiliki terapan luas. Pilihlah kata-kata yang dapat digunakan berkali-kali bagi banyak objek dan peristiwa. Sebagai contoh, “pergi” dapat digunakan untuk menggambarkan mengendarai mobil, berjalan kaki, berlari dan sebagainya.
  10. Berbicaralah sejajar dengan mata anak. Berlutut atau duduklah dilantai atau diseberang meja dihadapan buah hati kita guna menarik perhatiannya. Melihat ekspresi wajah dan mata kita akan membantunya untuk mengerti apa yang kita katakan.
  11. Bersemangatlah. Biarkan ekspresi wajah dan suara kita menunjukkan pada buah hati kita bahwa apa yang kita lakukan merupakan hal yang menarik dan menyenangkan.
  12. Libatkan anak dalam berbagai aktivitas. Doronglah buah hati kita untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas yang tentu saja bersifat membantu untuk berkomunikasi. Bermainlah bersama, membaca bersama, berjalan-jalan didalam rumah maupun lingkungan sekitar rumah, buatlah anak mengamati kita ketika sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, dan lain sebagainya. Cara terbaik untuk mempelajari bahasa adalah dengan melakukannya.
  13. Perlambat dan ambillah waktu jeda. Kurangi kecepatan berbicara sehingga buah hati kita dapat belajar untuk membedakan berbagai bunyi dan kata. Selain itu, tekankan jeda alamiah diantara berbagai kalimat dan ucapan guna memperjelas unit-unit strukturnya.
  14. Hindari menggunakan cara bicara bayi. Sebisa mungkin, doronglah buah hati kita untuk menggunakan bentuk bicara orang dewasa. Hindari meniru atau mengikuti cara pengucapan buah hati kita yang belum matang. Misalnya menyebut “susu” menjadi “cucu”, “makan” menjadi “mamam’ dsb.
  15. Jangan mendominasi percakapan. Berusahalah untuk tidak membebani anak dengan rangsangan lisan yang terlalu banyak. Berhenti sejenak adalah bagian pembicaraan yang alamiah, dan kebungkaman memberikan anak kesempatan untuk menanggapi apa yang telah kita katakan dan juga untuk melakukan percakapan.
  16. Jangan terlalu banyak bertanya dan memerintah. Memberikan model memang baik bagi keterampilan berbahasa, tetapi jangan memerintahnya. Jangan mengatakan kepada anak apa yang harus dikatakannya dan menanyakan terlalu banyak pertanyaan yang bersifat langsung seperti ‘apa ini?’. Beberapa anak menganggap pertanyaan yang bersifat langsung sebagai intimidasi dan penarikan diri.
  17. Perlihatkan harapan. Tunjukkan pada buah hati kita tercinta bahwa kita mengharapkan mereka untuk berkomunikasi. Sebagai contoh, setelah mengatakan sesuatu kepadanya, jagalah kontak mata dan lihatlah ke arahnya dengan tatapan seolah mengharapkan sesuatu. Masa jeda yang penuh perhatian ini menunjukkan kepadanya bahwa kita mengharapkan suatu tanggapan.

 

Sumber: Buku Meningkatkan Kemampuan Bicara Anak (Laura Dyer, MCD, CCC-SLP, Ahli Patologi Bicara-Bahasa Bersertifikat), Penerbit PT Bhuana Ilmu Populer (BIP: Kelompok Gramedia)